Sunday, August 8, 2021

Pengalaman Memilih Kamar Kos

Masih segar di ingatan susahnya mencari kos-kosan ketika mau masuk kuliah. Banyak kamar kos yang sudah penuh. Sekalinya ada yang kosong, ada saja yang hal-hal yang kurang cocok.

Ada banyak pertimbangan saat memilih kamar kos. Dari luas ruangan, fasilitas kamar, harga, dan lingkungan kos. Malang melintang menjadi anak kos selama dua belas tahun terakhir, ada beberapa pengalaman yang bisa dibagikan dalam memilih kamar kos. Ini dia beberapa aspek yang sering disoroti. 

Lokasi kos

Memilih kos yang dekat kampus atau tempat kerja tentu menjadi pilihan utama. Akan tetapi, lokasi kos yang strategis ini berbanding lurus dengan biaya sewa. Semakin strategis sebuah kos, biasanya semakin mahal biaya sewanya. Pilihlah lokasi kos yang tidak terlalu dekat, tetapi aksesnya cukup mudah. Misalnya, ada angkutan umum seperti angkot atau bus dengan jarak serta durasi tempuh yang bisa ditoleransi. Jika ada kendaraan pribadi, akan lebih baik lagi. Perjalanan pergi dan pulang 15 sampai 30 menit masih cukup bisa diterima. Atau berjalan kaki sekitar 10 sampai 15 menit juga opsi yang bisa dipertimbangkan. Selain berhemat, bisa bikin badan sehat juga karena sekalian olahraga.

Luas ruangan

Perhatikan luas kamar dan kapasitas barang pribadi yang kita miliki. Jika tak bawa banyak barang, kamar kecil yang nyaman pun bisa kita ambil. Nah, sayangnya, rumah orangtua sering kebanjiran jika hujan lebat tiba sehingga banyak sekali barang pribadi yang disimpan di kamar kos. Saya sendiri lebih memilih kamar kos dengan ruangan yang cukup luas untuk menampung barang-barang pribadi saya. Kalau hanya butuh kamar untuk istirahat saja karena banyak waktu dihabiskan di kampus atau kantor, ruangan dengan kasur yang nyaman bisa jadi pilihan.

Ventilasi kamar

Pilih kamar dengan jendela dan ventilasi udara yang memadai. Untuk kamar kos non-AC, hal ini sangat penting sebagai pertukaran udara dari dalam ke luar kamar. Ruangan dengan ventilasi yang minim akan terasa pengap dan lembap. Tentu nantinya akan terasa tidak nyaman. Kipas angin sekuat apa pun mungkin tidak bisa mengusir gerah saat siang atau pengap malam hari. Bayangkan kalau tiba-tiba mati listrik dalam waktu yang lama, bisa-bisa berkeringat terus kalau ventilasinya minim.

Fasilitas

Fasilitas mungkin bisa dibagi menjadi dua, yaitu internal kamar dan eksternal. Fasilitas internal kamar dapat berupa perlengkapan kamar, seperti kasur, lemari, meja belajar, dan kursi. Kipas angin, pendingin ruangan, dan kamar mandi dalam biasanya opsional tergantung penyedia kos. Ada juga kamar yang benar-benar kosong fasilitas internalnya sehingga penghuni mengisi sendiri sesuai kebutuhan masing-masing. Kamar mandi dalam memang lebih bersih dan private, tetapi akan butuh waktu dan energi dalam menjaga kebersihannya. Sementara kamar mandi luar, meski tidak terlalu private dan harus keluar kamar saat ingin memakainya, biasanya dibersihkan oleh penjaga kos. Kalau tidak ada penjaga kos, di kos yang mayoritas mahasiswa sering dibuat jadwal piket untuk membersihkan kamar mandi.

Fasilitas eksternal berupa dapur dan ruang tamu. Di dapur tersedia kompor dan sink untuk cuci piring. Biaya gas untuk kompor biasanya patungan dari para penghuni kos atau ada biaya rutin yang disetor ke penjaga kos agar dibelikan gas. Beberapa dapur terdapat kulkas untuk menyimpan makanan dan minuman. Karena kulkas bersama, keamanan barang-barang yang disimpan tergantung sama niat baik dari tiap penghuni sih. Kadang-kadang, ada makanan atau minuman yang hilang sendiri. Ruang tamu bersama bisa hanya kursi dan meja untuk para tamu atau kalau beruntung ada TV untuk para penghuni bersantai menontonnya. Taman dan ruang parkir adalah fasilitas tambahan yang bisa disesuaikan. Saya sendiri menyukai kos yang memiliki taman agar tidak mudah bosan di kos terus. Setidaknya, bisa melihat sesuatu yang asri di sekitar kita. Jika memiliki kendaraan, khususnya mobil, ruang parkir akan jadi pertimbangan utama.

Suasana

Suasana ini mengacu pada kondisi dan situasi kos secara umum. Misalnya, kos dengan tipe rumah suasananya lebih akrab karena ada penghuni bisa lebih mudah berinteraksi. Sementara, kos yang bangunannya seperti kontrakan yang berderet-deret akan membuat penghuninya lebih private dan jarang bersosialisasi. Apalagi jika tak ada fasilitas bersama seperti dapur dan ruang tamu. Biasanya, tipe kos jenis ini cocok untuk pekerja kantoran. Suasana juga bisa dikaitkan dengan nuansa yang ada di keseluruhan bangunan, apakah bangunan tersebut tertutup sisi-sisinya sehingga matahari sulit untuk masuk dan menyebabkan kondisi yang lembap; apakah ada ruang hijau; apakah bangunan keseluruhan bersih dan tidak kumuh; dan hal-hal lainnya yang membuat kita betah untuk berlama-lama tinggal di sana.  

Akses & Lingkungan

Akses dan lingkungan menjadi hal penting untuk dipertimbangkan saat memilih kos. Perhatikan lokasi kos dengan akses seperti dekat ke jalan raya, rumah makan, minimarket, ATM, sampai dekat dengan stasiun atau halte bus. Ada beberapa lingkungan kos yang biasa saya temui, misal area tersebut memang wilayah kos-kosan sehingga bangunan di sekitar kos yang kita tempati memang kos-kosan lainnya. Ada juga yang lingkungan kos berupa perumahan, kampung-kampung, atau bahkan sekelilingnya ruko-ruko atau perkantoran. Jika sering pulang malam, sebaiknya cari kos dengan akses jalan yang mudah dijangkau kendaraan (bisa masuk mobil atau motor), bukan yang ada di gang-gang sempit. Cari juga yang lingkungannya aman seperti akses dengan penerangan yang cukup, terdapat petugas keamanan / satpam, dan mudah minta izin masuk jika aksesnya sudah ditutup portal. Oh iya, hampir lupa. Apakah akses masuk 24 jam atau ada batasan. Biasanya, kos mahasiswa atau kos khusus perempuan memiliki batasan waktu akses sepertiini. Ada yang membatasi jam masuk akhir jam 22.00, 23.00 atau 00.00. Lewat dari batas waktu tersebut, siap-siap panjat pagar ya!  

Biaya sewa

Dari semua hal yang telah menjadi bahan pertimbangan, apakah semua itu sebanding dengan biaya sewanya? Apakah biaya sewa sudah sesuai dengan kemampuan orang tua (jika mahasiswa) atau penghasilan kita? Apakah ada biaya tambahan untuk WiFi, listrik, dan air? Penting untuk membandingkan biaya sewa kos yang satu dengan kos lain di sekitarnya untuk mengetahui kisaran harga di area tersebut. Inilah waktunya menentukan skala prioritas, menganalisis, dan mengukur kemampuan diri.  

Nah, jika kamu mau mencari kamar kos, bisa banget nih cari di aplikasi …. *sinyal hilang*. Tenang, ini bukan tulisan berbayar kok 😜 Hanya berbagi pengalaman aja. Teman-teman punya pengalaman apa nih sewaktu mencari kos? Aspek apa yang jadi pertimbangan utama saat memilih kos? Share pengalamannya yaa!

39 comments:

  1. Gw sampe ketawa pas baca paragraf terakhir soalnya oke juga humornya..hehe..
    Gw sih belom pernah ngekos sampe sekarang, tapi tipsnya itu masukan yg bagus terutama tips soal akses kendaraan, suasana & ventilasi..
    Gw paling ngga betah kalo ventilasi kurang alias pengap krn pasti ngga bisa tdr..

    Btw, kl boleh kasih masukan..
    Request artikel dong, misalnya pernah punya teman2 satu kost-an yg 'unik' ga ?..
    Kl iya, gmn tips buat nge-handle-nya..
    Soalnya kdg gw denger dr temen, crita2 ttg temen satu kost yg 'unik2'..hehe..

    Nice post!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks, Kak! Soalnya pas dibaca-baca lagi, udah mirip sama artikel berbayar. Sayangnya, belum ada yang endorse nih. Hahaha.

      Iya, Kak. Semua aspek ini baru aku dapetin setelah berkali-kali pindah kos. Karena setiap kos, ada aja aspek yang kurang. Emang deh kalo pengap susah tidur, apalagi WFH gini bisa-bisa jadi nggak betah juga buat kerja dari kamar.

      Wah sampe di-request artikel gini. Kebetulan jarang nemu yang "unik-unik" sih, Kak. Sejauh ini aman terkendali. Hehe. Yang unik itu malah pemilik atau penjaga kosnya. Hahaha.

      Delete
  2. Gue baru setahun sih jadi anak kost. Dan selama gue jadi anak kost yg pertama gue lihat itu

    1. Fasilitas. Dulu standard minimal gue itu AC (anaknya gak kuat panas, maklumin ya). Sekarang itu harus ada water Heater hahaha. Soalnya gue sering pulang malem dan kalo mandi pake air dingin gue suka masuk angin (maklum udah tua), terus jendela. Mau sebagus apapun kalo gak ada jendela bosen ih. Butek. Tembok doang yang dilihat.

    2. Lokasi. Gue akan cari yg paling deket sama kantor. Lumayan, ngirit.

    3. Harga hahahahahaha. Gue sadar diri, apa yg gue mau aneh-aneh. Jadi harga menempati urutan ketiga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju, La. Fasilitas emang yang paling penting sih. Bener deh water heater itu ngebantu banget buat kita-kita yang udah lumayan "jompo" ini, ga kuat mandi malem air dingin. Kalo dulu sebelum pandemi, cuci muka-kaki-tangan kayaknya udah aman. Kalo pandemi gini, abis dari mana-mana semalem apa pun wajib mandi.

      Kalo lokasi emang preferensi sih. Gw pernah yang deket banget, cuma kayaknya kedeketan. Nggak ada sensasi "perjalanan" pergi atau pulang kantor gitu. Karena gw suka liat sisi jalan yang banyak aktivitas warga. Akhirnya, gw cari yang 2-3 km dari kantor deh jaraknya.

      Aneh-aneh biasanya punya harga yang lumayan yah, La. Gapapa buat kenyamanan juga kan.

      Delete
  3. Nyari kos itu emang cocok-cocokan. Temapt, fasilitas, lokasi, lingkunga sdah cocok. Eh, harganya malah ga cocok. Harganya cocom, eh lingkungannya ga cocok..selalu ada aja masalah sebelum menemukan yang benar-benar sesuai.

    Pernah teman aku ngekos di lingkungan yang bebas. Bahkan boleh bawa pasangan nginep di kosan...wkwkwk
    Harganya juga terjangkau. Akses ke kota jga dekat. Tempat makan juga banyak. Tapi kamar mandinya di luar :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah itu dia. Susah nyari yang bener-bener sesuai keinginan dan kebutuhan. Dari semua aspek yang disebutin, realitanya nggak semua optimal. Ada aja aspek yang kurang atau nggak sesuai. Kalo mau yang sesuai banget, harganya bisa bikin nggak makan. Hahaha.

      Wah, kosan campur yang bebas banget itu. Hampir aja sempurna, cuma kamar mandinya luar ya.

      Delete
  4. Satu lagi yang mungkin Perlu ditambahkan Mba, Keamanan, karena banyak tempat kos, memiliki fasilitas lengkap plus dekat akses kemana mana, tapi malah sering kemalingan, BTW Post yang sangat menarik Mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks, Kak. Terkait keamanan sudah disinggung sedikit di aspek akses dan lingkungan, tapi memang tidak detail sih. Lingkungan yang aman dan adanya satpam bisa jadi bahan pertimbangan juga saat memilih kos.

      Delete
  5. Setuju! Nyari kos itu susah-susah gampang. Apalagi kalo yang bawa kendaraan kayak gua ini kudu perhatiin keamanan buat parkir juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah itu dia. Banyak banget faktor yang perlu dipikirin, sesuai sama kebutuhan dan budget ya. Mesti hati-hati banget milih kosan, kalo terburu-buru bisa-bisa dapetnya yang zonk. Hahaha.

      Delete
  6. Dari kuliah sampai kerja aku termasuk bukan orang yang ngekos. Soalnya jarak rmh ke kampus atau ke tempat kerja masih bisa ditempuh PP. tapi ini bisa dijadikan referensi cara memilih kos-kosan kalo adik aku dapet kampus yang jauh. Makasih, kak!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, enaknya ya kampus dan kantornya masih terjangkau dari rumah. Siap, Kak. Semoga nanti bermanfaat ya kalau dibutuhkan.

      Delete
  7. Wah, saya belom pernah ngerasain ngekost nih. Tapi beberapa temen yang lagi nyari kost-kostan kayanya kadang diukurnya dari budget yang dimiliki. Karena kalau semua poin diatas terpenuhi, tapi budget ga cocok, akhirnya harus ngorbanin beberapa poin deh. Apalagi klo daerah pusat kota. pe er banget euy.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Kak. Poin-poin di atas emang sulit untuk semuanya optimal dengan harga terjangkau. Pasti ada yang minus atau nggak sesuai, tinggal disesuaikan aja sama kebutuhan dan budget. Selain itu, ya menilai kemampuan diri apakah bisa menoleransi atau mungkin bisa cari alternatif lain untuk menunjang aspek yang kurang tersebut.

      Delete
  8. Sebagai calon anak kos, tulisan ini sangat membantu sekali. Faslitas dan akses buat gue paling utama. Biasanya cari refrensi juga di aplikasi ...*tiba2 kuota abis*

    ReplyDelete
  9. Sebagai mantan anak kost tahunan aku baca artikel ini jadi senyam senyum sendiri ingat suka duka pas ngekost. Semua yang dibahas ini memang penting banget tapi memang kembali lagi ke masalah selera dan kantong. Dulu pas awal2 ngekost, seadanya aja yang penting ada tempat tidur,kayaknya kalau makin berumur nyarinya yg makin oke fasilitasnya deh...tapi asli ngekost jadi bikin mandiri sih apalagi buat kaum jomblo. Udah mandiri banget pokoknya. Hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi nostalgia ya, Kak! Anak kos emang banyak suka dan dukanya, mungkin lebih banyak dukanya karena apa-apa mesti sendiri. Bener-bener latihan jadi mandiri yang paling tepat itu ya jadi anak kos. Udah jadi anak kos, jomlo pula. Mandiri kuadrat ini! Hahaha

      Delete
  10. Aku jadi anak kos waktu kuliah aja, ginta ganti tempat kos membuat banyak alasan yg diperhitunhkan banget. dimulai dari lingkungan nya cocok atau nggak (karena aku anaknya sosial banget wkwk), tapi intinya lokasinya dekat dengan tujuan kita memilih kost, biaya mencukupi. selebihnya semua bisa menyesuaikan. tapi mungkin prioritas orang beda beda ada yang butuh fasilitasnya bagus dan menyanggupi harga atau jaraknya, itu polihan masing masing ya. Senyamannya kita tinggal aja. yang paling penting bisa beradaptasi di tempat kost yang baru dengan lingkungan. karena jujur aja masih sering org yg kurang kenal dengan tetangga kost nya. padahal tetep layaknya saudara mereka yang paling dekat dengan kita ketika di kost dan tetep harus saling bantu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Kak. Emang semua tergantung prioritas, kemampuan finansial, dan kemampuan adaptasi. Tentu mau fasilitas yang bagus, deket dengan kampus/kantor, tapi budget nggak mencukupi. Terkait berkenalan sama tetangga kos, emang perlu sih karena kalau ada apa-apa ya yang bantu temen-temen kosan ini. Pernah waktu aku sakit, yang bantu ngurusin ya temen kosku.

      Delete
  11. Nah yang terakhir itu... biaya sewa... Buat saya dulu waktu kuliah, itu pertimbangan utama. Karena cuma punya uang dikit, saya hanya dapat kamar 2,5 x 2,5 tanpa AC, kamar mandi luar. Mantep deh...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tanpa AC kalo ventilasi bagus, biasanya adem juga, Kak. Aku juga keseringan kos yang tanpa AC, tapi cari yang ada taman dan ventilasinya bagus. Jadi, kipas aja udah cukup. Hehe.

      Delete
  12. aku sempet kan nyari-nyari kosan sendiri, jaman kerja di cikini, paling utama tuh nyari yg deket kantor biar ga ribet2 lagi sama transportasi, terus nyari yang kamar mandi dalem biar ga ribet dan ga risih aja dan tentu budget haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, kosan kayak gini biaya sewanya pasti lumayan ya, Mbak? Yang penting emang kenyamanan kita sama kamar kos itu.

      Delete
  13. Nyari indekos itu gampang susah kalo menurutku, walau udah banyak aplikasi pencari indekos. Jadi ingat thread di twitter belum lama ini. Indekos yang ownernya kelakuannya kayak dajal. Jadi mesti hati-hati gitu hehe

    ReplyDelete
  14. iiihhh keezeeelll udah seneng aja kirain ada rekomendasi kostan dimana hahahahhaa, kangen masa ngekos....

    jaman kuliah dulu ngekos di tempat yang ada jam malam hahahha, jam 9 semua tamu harus pulang, gerbang dikunci hahhahaa

    ReplyDelete
  15. Hai Kak Maria. Karena saya tuh alergian, saya saat cari kost mesti yang resik sumber airnya bagus dan sanitasi tempat kost dan lingkungan kost terjaga baik.

    ReplyDelete
  16. Sinyal hilang ya, Kak? :D Iya nih, nyari kos memang susah-susah gampang ya. Aku pernah ngekos dekat kampus, tapi suka banyak kelabang atau kecoa di kosnya. Cari yang baru, teman-temannya enak tapi pemilik kosnya unik. Pas main ke kos lama, eh ternyata udah digusur. Ada-ada saja.

    Btw, ceritain suka dukanya ngekos dong, Kak. Jadi penasaran.

    ReplyDelete
  17. Lah, kirain tadi ini artikel yang diendorese hahaha.

    Tapi saran-saran yang disampaikan di dalam tulisan ini bener banget sih, aku sudah melakukannya ketika mencari kosan beberapa tahun silam hehehw

    ReplyDelete
  18. Nyari kost itu cocok²an ya kak, tapi memang penting banget untuk memerhatikan poin² di atas. Kak Maria udah lama juga ya jadi anak kost

    ReplyDelete
  19. Jadi inget pertama ngkos, dapet rekomendasi dari kantor. 😑 Ngerasa jauh kalau jalan kaki. Paling males kalau hujan, pengalaman bgt sih itu. Cuma 3 bulan ajah di kosan pertama, langsung pindah ke rumah ibu-ibu satu pengajian. Terus pindah lagi karena kamar sebelahan sama jalan, yang tiap malam byk cowok nongkrong. Males nengur tiap malam. Pindah ke kosan yang lebarnya cuma serentangan tangan demi menghemat karena sudah mulai kepikiran usaha. Terus Alhamdulillah pindah lagi setelah usaha jalan. MasyaAlloh Tabarakalloh, bisa ternyata Clara lewatin itu semua.. #lahjadicurhat. 🙏🏻🤣

    ReplyDelete
  20. paling penting nyari kos2an yang ga berisik, antar tembok dengan kamar lain ga begitu kedengeran. Dulu pernah nyari kost-an yang prioritasnya itu haha.

    mangkanya menghindari banget kost-an yang boleh ditinggalin ama keluarga (suami istri dan anak) ga kebayang abis lembur ngantor pulang mau langsung tidur ternyata anaknya kost-an disebelah nangis :(

    kalau pertimbangan itu masuk kriteria suasana ya kak

    ReplyDelete
  21. Aku belum pernah ngekos sih. Cuma sering denger pengalaman dari temen2 yg cari kosan emg gak gampang. Semua yg disampaikan itu jadi kriteria teman2 ku sih dalam memilih kosan heheh. Makasih kak sharing pengalamannya hehe

    ReplyDelete
  22. Cari kos itu yg penting harga berbanding lurus dgn fasilitas, soal jarak, kalo selama ada motor insyaallah aman wkwk.

    ReplyDelete
  23. Wah bener semua ini, tips buat pilih kamar kos. Karena aku pernah pengalaman ga cari info dulu. Saat diterima kuliah di Univ Udayana Bali, datang ke sana langsung dong sama Ibu dicarikan kos dekat kampus biar tinggal jalan kaki saja, di Kampus Bukit Jimbaran (waktu itu kampus barunya di situ) eh dah bayar setahun (di sana sistem bayar kos mahasiswa tahunan), ternyata perkuliahan banyakan di Kampus Denpasar (kampus lama).Ampun akhirnya bertahan 6 bulan (satu semester) dan nyari kos lagi di dekat kampus Denpasar, karena akses lebih mudah kalau tinggal di sini. Hilang deh duit kos 6 bulan yang ga kepakai, karena ga dibalikin sama ibu kosnya huhuhu

    ReplyDelete
  24. Pas pertama kali dateng ke jakarta adalah pertama kali aku ngekos. Kalo kosan aku selalu suka yang kalo buka pintu langsung ngeliat udara luar. Jadi udaranya enak dan nggak pengap. Untungnya juga ngekos di jakarta timur coret masih terjangkau

    ReplyDelete
  25. Duluu banget sebelum ada aplikasii tiiiiit aku pake jurus "asal ada temen". Kalo temen aku ada disana, aku akan nyaman ngekostnya. Senyaman apapun kalo ga ada teman yaa ga akan nyaman 😂😂😂

    ReplyDelete
  26. Wow..pengalaman ngekosnya udah sampai dua belas tahun kak�� keren banget..bisa dibilang betah ya kak...aku cuma sampai dua tahun aja kak hehe��
    Jadi penasaran dan mau tanya jadinya..dengan pengalaman ngekos yang sudah malang melintang begitu apakah kemudian membuat kakak jadi kepikiran atau tertarik membuat kos-kosan pula suatu hari nanti?������

    ReplyDelete
  27. Aspek utama buatku adalah fasilitas dan kenyamanan dalam cari kos

    ReplyDelete